Selasa, 27 Juli 2010
“ Persiapan Sebelum Keluar Masturah.”
Sesunguhnya Agama akan hidup hanya dengan dakwah, dan dakwah akan terus berjalan dengan mengwujudkan kerja dakwah, kerja dakwah akan wujud dengan digerakannya jamaah-jamaah ( harian, mingguan, bulan, tahunan ). Baik laki-laki dan wanita mempunyai kewajiban yang sama dalam agama oleh karenanya di bentuk dan di berangkatkan jamaah-jamaah masturah ( Jamaah suami berserta istri)
Karena perkara dakwah ini merupakan perkara yang besar sudah seharusnya, banyak hal yang harus kita persiapkan ketika memutuskan untuk keluar masturah ( belajar agama bersama istri kita ) sehingga keluarnya kita dapat membawa manfaat yang besar, karena kalau kita keluar tanpa membawa persiapan yang matang tidak akan membawa perbaikan kepada diri kita dan kita tidak dapat menarik hidayah Allah swt.
Hal-hal yang harus kita persiapkan diantaranya:
1.Bagaimana istri kita bisa mudzakarah pada saat keluar.
Saat keluar adalah saat dimana istri kita mempraktekan semua materi mudzakarah yang suami mereka ajarkan dirumah, bukan malah keluarnya istri kita untuk belajar mudzakarah, jadi tidak ada alasan ketika keluar istri kita tidak mengerti materi mudzakarah, karena seharusnya mudzakarah dilakukan setiap hari sebelum kita keluar. Kalau sampai pada saat keluar istri kita tidak bisa membawakan materi mudzakarah maka yang patut di salahkan adalah suami-suami mereka. Karena seharusnya sebelum kita memutuskan keluar masturah maka hari-hari di rumah kita buat mudzakarah sebanyak 14 materi mudzakarah ( Safar, makan , tidur, pesanan wanita, mendidik anak secara Islami, bagaimana istiqbal, fikir alam , 6 sifat dll ).
Pada saat mudzakarah di rumah kita harus mendengar sendiri secara langsung bagaimana istri kita membuat mudzakarah , kalau suami tidak bisa memberikan materi mudzakarah maka sudah seharusnya suami bertanya kepada orang yang bisa setelah itu buat mudzakarah dengan istri di rumah.
Kita keluar masturah mau belajar dakwah yang betul, bukan mau belajar mudzakarah, kalau kita mempraktekan ini maka akan ada kesan yang berbeda di banding kita berangkat keluar masturah tanpa persiapan terlebih dulu.
2. Selesaikan semua yang berhubungan dengan pekerjaan ( cuti, dll ) dan masalah anak ( titip anak )
Selesaikan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan anak jauh-jauh hari sebelum keluar masturah, jangan pas mendekati keluar baru sibuk ijin cuti dan titip anak, sehingga kita benar-benar bisa berkonsentrasi untuk keluar.
3. Keluar dengan hijab sempurna ( bukan cadar tapi purdah , kaos kaki , sarung tangan warna gelap )
Hijab sempurna hukumnya wajib ketika keluar masturah. selama tidak mau mengenakan hijab sempurna maka tidak di benarkan untuk keluar.
4. Keluar jangan membawa bermacam-macam buku diktat,
Markaz Jakarta tidak pernah mengeluarkan diktat-diktat , buku yang harus di bawa hanyalah Fadilah Amal + Sedekah , Alqur’an , Muntakhab Ahadits. Diluar dari itu tidak diperkenankan di bawa saat keluar apalagi dibaca saat mudzakarah.
5. Gunakan tertib yang berlaku di Indonesia, buka yang berlaku di Pakistan , Bangladesh , India dll.
Kerja dakwah bukan apa yang kita lihat , bukan apa yang kita dengar melainkan apa yang sudah di putuskan markaz Jakarta karena setiap negara mempunyai tertib masing-masing tergantung kondisi negara tersebut.
6. Bawa alat khidmat sendiri,
Jangan mengharap kepada orang tempatan karena itu sama saja mengharap kepada makhluk dan kalau hal itu sampai kita lakukan berarti kita telah menyalahi salah satu dari tertib dakwah, sebagai contoh kita bisa lihat kalau jamaah Pakistan datang ke Indonesia maka mereka membawa alat khitmad sendiri, tidak pernah mengharap alat khitmad dari Indonesia, seharusnya kita juga begitu apalagi kita hanya keluar antar daerah / halaqoh.
Hal-hal lain yang perlu kita sampaikan dan tekankan kepada istri kita sebelum berangkat keluar masturah.
1. Waktu keluar jangan membawa barang dagangan, karena waktu keluar kita ingin menekan dunia bukan malah memasukan atau menambah dunia, sangat tidak di benarkan terjadi transaksi jual beli saat keluar.
2. Jangan tanya ke masturah yang lain tentang ; pekerjaan suami mereka, gajinya dan jangan tanya sudah punya anak berapa karena kalau ada masturah yang mandul akan merasa tersinggung. Kita keluar bukan untuk membicarakan hal-hal tersebut kita keluar hanya untuk membicarakan perkara agama.
3. Kalau mendengar berita yang tak baik maka sampaikan kepada istri kita agar membohongkan itu berita , karena kita keluar sedang melatih untuk mendengar dan membicaraan hal-hal yang baik-baik saja. Katakan pada istri kita “Ketika keluar kamu hanya punya hak untuk melihat kebaikan orang dan kamu tidak punya hak melihat keburukan orang.” kalau hal ini di lakukan maka akan tumbuh kasih sayang
4. Ketika keluar maka kita targib istri kita jangan bawa pakaian banyak-banyak, baik ketika keluar 3 hari, 15 hari , 40 hari dst
5. Jangan membawa perhiasan berharga , semua di lepas , karena ketika kita keluar ingin menampilkan penampilan yang semua orang bisa ikut dalam dakwa bukan menampilkan tampilan yang mewah , karena semua orang bisa hidup sederhana tapi tak bisa hidup mewah
6. Untuk jamaah 3 hari di anjurkan untuk hari pertama membawa makanan sendiri sampai makan malam , sehingga tuan rumah tidak susah dengan kita.
Sebenarnya masih banyak hal-hal yang lain yang intinya sama seperti point-point diatas untuk lebih jelasnya maka setiap malam selasa kita niat hadir di markaz untuk mendengarkan secara langsung mudzakarah masturah yang di sampaikan badha sholat isya.
Ya Allah pilihlah kami , anak dan istri serta keturunan kami untuk meneruskan kerja dakwah, Dakwah sebagai maksud hidup, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar